![]() |
| Ihsan, penjual terompet di Jalan Tembus Mantuil Banjarmasin (31/12/20) |
Hallobanua.com, Banjarmasin – Perayaan pergantian tahun baru biasanya identik dengan suara terompet yang ditiup oleh anak-anak maupun orang dewasa. Oleh karena itu momen akhir tahun biasanya dimanfaatkan dengan baik oleh para pedagang terompet musiman di Kota Banjarmasin yang hanya menjual terompet pada saat menjelang akhir tahun.
Namun, justru pada tahun 2020 ini, para penjual terompet musiman tersebut banyak yang memilih untuk tidak berjualan dikarenakan situasi Kota Banjarmasin yang masih “dihantui” oleh pandemi Covid-19.
Seperti yang kita ketahui bersama, salah satu media penularan Virus covid-19 adalah melalui droplet atau cipratan air liur. Oleh karena itu penggunaan terompet, khususnya terompet yang digunakan lebih dari 1 (satu) orang sangat rentan menjadi media penularan Virus Covid-19.
Menurut pantauan Reporter hallobanua.com di lapangan, di beberapa titik di Kota Banjarmasin yang biasanya menjadi lokasi para penjual terompet menggelar dagangannya, hari ini, Kamis (31/12/20) terlihat kosong dan lengang dari aktifitas para penjual terompet.
![]() |
| Kawasan Lapangan Kamboja Banjarmasin sepi dari penjual terompet musiman (31/12/20) |
Seperti yang terlihat di Lapangan Kamboja Banjarmasin, biasanya di lokasi ini berjejer para penjual terompet yang menawarkan barang dagangannya kepada warga yang melintas. Biasanya para penjual terompet tersebut sudah menggelar dagangannya sejak bulan November – Desember pada setiap tahunnya.
Namun, ternyata di lokasi lain masih ada pedagang terompet yang menjajakan dagangannya, seperti di Jalan Tembus Mantuil Banjarmasin, disini didapati 1 (satu) orang penjual terompet yang menjajakan terompet di depan rumah.
Menurut pengakuan Ihsan, si penjual terompet, dirinya baru kali ini berjualan terompet. Menurutnya, momen akhir tahun ini harus bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk mencari nafkah tambahan.
“Baru kali ini saya berjualan, tahun-tahun sebelumnya belum pernah. Berhubung saya melihat ada peluang usaha, jadi sayang kalau tidak dimanfaatkan sebaik mungkin,” papar Ihsan kepada hallobanua.com (31/12/20).
Diakui Ihsan, untuk mencegah penularan Covid-19, dirinya tidak meniup terompet dagangannya tersebut saat proses pembuatan.
“Tidak saya coba, jadi kalau ada yang tidak berfungsi setelah dicoba oleh pembeli, langsung dibuang. Tidak apa-apa rugi sedikit yang penting aman,” lanjutnya.
Ihsan sendiri baru 3 hari menggelar dagangannya ini, namun diakuinya, pendapatan yang didapatnya cukup bagus.
“Dalam sehari bisa laku 10-20 terompet, 1 (satu) terompet harganya 10 ribu, lumayan buat tambahan membeli kebutuhan sehari-hari,” ujar pria yang sehari-harinya berjualan burung ini.
Ihsan juga berharap agar masyarakat bermain terompet di rumah saja dan jangan berkerumun di luar rumah.
“Saya juga sambil menghimbau kepada para pembeli agar main terompet di rumah saja, tidak usah ke luar rumah karena kondisi masih seperti ini,” pungkasnya.
Penulis Akim
Editor Yayan





0 Komentar