Antri Naik Ferry Penyeberangan, Ratusan Truk Mengular Hingga Depan Gedung Wanita

Antrian truk angkutan yang akan naik ferry penyeberangan di Alalak mencapai jalan di seberang Gedung Wanita, Jum'at (29/1/21)

hallobanua.com, Banjarmasin – Rusaknya Jalan Gubernur Syarkawi yang biasanya dilintasi truk-truk angkutan barang dari Banjarmasin menuju daerah Hulu Sungai dan Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), mengakibatkan para supir truk angkutan harus mencari jalan alternatif agar bisa sampai ke tujuan,  yaitu daeah Hulu Sungai dan Provinsi Kalteng.

Berhubung Jembatan Sungai Alalak yang menjadi penghubung antara Banjarmasin dengan Kalteng masih belum rampung pembangunannya, praktis satu-satunya akses yang bisa digunakan untuk menyeberang adalah dengan menggunakan ferry penyeberangan yang ada di Alalak, Banjarmasin.

Namun, terbatasnya unit ferry yang beroperasi, menyebabkan ratusan  truk harus mengantri sepanjang kurang lebih 3 kilometer, yaitu mulai dari dermaga ferry di Alalak sampai dengan Jalan Brigjen H. Hasan Basri atau tepatnya di seberang Gedung Wanita Banjarmasin.

Menurut Reza, salah seorang supir truk angkutan yang sedang mengantri untuk naik ferry, dirinya sudah antri sejak pukul 21.00 wita, Kamis (28/1/21).

“Dari tadi malam sudah antri disini sekitar jam 9, ini jam 11 siang hari Jumat, sudah masih antri saya,” katanya kepada hallobanua.com, Jumat, (28/1/21).

Reza sendiri membawa truk yang bermuatan air mineral yang akan didistribusikan ke daerah Hulu Sungai.

“Ini membawa air mineral untuk didistribusikan ke Hulu Sungai, disana stoknya sudah semakin menipis,” lanjutnya.

Ditambahkannya, hari ini relatif lebih lama jika dibanding antrian kemarin.

“Kemarin itu teman kami antri juga dari jam 9 malam, besoknya jam 1 siang sudah bisa naik ke ferry. Sedangkan ini sudah jam 11 truk saya masih di Bundaran Kayutangi dan antrian bergeraknya tidak banyak. Kemungkinan malam baru bisa naik ke ferry,” pungkasnya.

Senada dengan Reza, Wahid, yang merupakan supir truk yang mengangkut barang-barang kebutuhan sehari-hari, juga antri sejak tadi malam.

“Sama seperti Reza, saya juga antri dari jam 9 malam tadi. Padahal yang saya  bawa ini barang-barang kebutuhan sehari-sehari seperti sabun, pasta gigi dan sejenisnya,” kata Wahid kepada hallobanua.com

Wahid juga akan mendistribusikan barang yang diangkutnya tersebut ke daerah Hulu Sungai.

“Iya ini saya mau ke Amuntai. Kemarin mencoba lewat A. Ayani, ternyata Jembatan Mataraman belum bisa dilalui truk jadi terpaksa saya kembali ke Banjarmasin dan harus menyeberang naik ferry. Terpaksa menambah biaya ini untuk naik ferry,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Selatan, Rusdiansyah, saat ditemui usai audiensi bersama Komisi III DPRD Provinsi Kalsel, Rabu (27/1/21), mengatakan bahwa satu-satunya akses yang bisa digunakan oleh truk-truk angkutan hanya menggunakan ferry penyeberangan. Mengingat Jembatan Sungai Alalak belum rampung dan Jembatan Cemara Ujung juga tidak bisa dilewati kendaraan besar.

 “Jalan Gubernur Syarkawi kan tidak bisa dilewati karena kondisinya rusak parah dan terendam banjir. Oleh karena itu satu-satunya cara ya menggunakan ferry,” lanjutnya.

Adapun soal keluhan para supir angkutan terkait tingginya biaya menyeberang menggunakan ferry, Rusdiansyah memaparkan hitung-hitungannya kepada awak media.

Adapun soal antrian truk yang mengular hingga Bundaran Kayutangi, Rusdiansyah menegaskan itu hal yang wajar.

“Memang antri, cuman kan itu bergerak antriannya. Makanya tadi berdasarkan hasil rapat, kami akan mengupayakan untuk menambah satu unit lagi ferry penyeberangan agar tidak terlalu alam antrinya. Nanti kapal yang di Batulicin kemungkinan akan kami alihkan kesini,” pungkasnya.

Penulis: Akim | Editor: Yayan
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar

Hallobanua

Follow Instagram Kami Juga Ya