hallobanua.com, Martapura - Masjid Agung Al Karomah merupakan masjid terbesar yang berada di Martapura, Kabupaten Banjar. Akan tetapi, masjid ini berubah menjadi lokasi pengungsian, sejak musibah banjir yang melanda Kalsel, khususnya di Kabupaten Banjar.
Salah seorang pengungsi bernama Nordayati, warga Desa Tambak Baru, Kecamatan Martapura misalnya. Ia sudah mengungsi di masjid ini sejak dua pekan terakhir.
“Kami sudah mengungsi di sini sejak 12 hari lalu,” katanya saat ditemui, Kamis kemarin (28/1/21) di selasar Masjid Agung Al Karomah Martapura.
Banjir yang menggenang rumahnya, memaksa ia bersama seorang anaknya harus mengungsi di masjid terbesar di Martapura ini. Bahkan, kedalaman air hingga setinggi dada orang dewasa. Hal inilah yang mengharuskannya meninggalkan rumahnya dan mengungsi di Masjid Agung Al Karomah.
“Beginilah kondisi kami di pengungsian. Rencananya pada Jumat (29/1/21) ini mau pulang ke rumah. Tapi banjirnya masih dalam, sehingga sementara saya bertahan dulu di sini,” tandasnya.
Pengungsi lainnya bernama Aldi, warga Desa Pasar Jati, Kecamatan Astambul, juga bertahan di pengungsian di Masjid Agung Al Karomah Martapura. Aldi mengatakan, ia bersama istri dan seorang anaknya telah mengungsi di masjid ini selama sepekan.
“Rumah saya juga terendam. Selama di sini, (untuk memenuhi kebutuhan makanan) jika ada uang kadang-kadang membeli sendiri. Jika tidak ada uang, ya berharap ada orang yang memberi,” kata Aldi.
Lantas, mengapa Aldi masih bertahan di pengungsian? “Ibaratnya harus bersih-bersih dulu rumahnya. Karena banjirnya sudah mulai lumayan surut,” imbuh Aldi.
Sementara itu, Kepala Desa Pesayangan Utara, H Muhammad Ghazali menuturkan, hingga Kamis (28/1) masih ada 120 jiwa yang masih mengungsi di Masjid Agung Al Karomah Martapura. Sebelumnya, masjid ini banyak menampung pengungsi yang merupakan warga Kabupaten Banjar.
“Sebagian mungkin sudah kering rumahnya pasca banjir dan pulang ke kampungnya masing-masing. Sebagian besar dari Desa Tunggul Irang, Desa Murung Masjid, Desa Pekauman, Desa Murung Keraton dan beberapa desa lainnya yang ada di Kabupaten Banjar yang tenggelam,” tutur Gazali.
Ditambahkan Gazali, selimut dan alas tidur sangat dibutuhkan para pengungsi yang masih bertahan di Masjid Agung Al Karomah. Karena selimut dan alas tidur juga akan bermanfaat ketika para pengungsi telah kembali ke rumahnya masing-masing.
“Sebenarnya tempat pengungsian itu sudah disediakan di bagian lantai dua. Dimana, di lantai dua ini bisa menampung ribuan orang yang awalnya hampir ada 1.500 orang yang mengungsi di sini. Ada tempat khusus di atas dan Insyaallah tidak mengganggu aktivitas ibadah di sini,” pungkas Gazali.
Penulis Akim
Yayan
Kabupaten banjar
0 Komentar