PMI Kolaborasi Bersama BUMN Tingkatkan Produksi Plasma Konvalesen


hallobanua.com, Banjarmasin - Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Banjarmasin bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memproduksi plasma konvalesen yang dapat digunakan untuk terapi pemulihan pasien Covid-19. 

Program kerjasama dengan BUMN tersebut resmi dijalankan dan dibuka secara simbolis melalui pertemuan virtual yang dilakukan dengan Ketua PMI Pusat, Jusuf Kalla dan Menteri BUMN Republik Indonesia, Erick Thohir, bertempat di Unit Donor Darah (UDD) PMI Kota Banjarmasin, Jl. S. Parman Banjarmasin, Senin, ( 08/02/21) siang. 

Kepada hallobanua.com, Ketua PMI Kota Banjarmasin, Rusdiansyah, berharap hal tersebut membuat pegawai BUMN yang sudah sembuh dari Covid-19 bisa mendonorkan plasma darahnya untuk dijadikan plasma konvalesen sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan angka kesembuhan dari paparan virus yang menginfeksi jaringan pernapasan manusia itu. 

"Sekarang, kita sudah memproduksi sebanyak 76 kantong plasma konvalesen. Semuanya sudah disebarkan ke setiap rumah sakit yang memerlukan itu untuk menyembuhkan pasien Covid-19," ucapnya. 

Dilanjutkan Rusdi, jumlah tersebut masih belum bisa memenuhi keperluan plasma konvalesen. 

"Semoga dengan terbentuknya kerjasama ini bisa meningkatkan produksi plasma konvalesen dan bisa memenuhi permintaan yang masuk ke PMI" ujarnya. 

Sementara itu, Ketua Unit Donor Darah (UDD) PMI Kota Banjarmasin, dr Aulia Ramadhan Supit menambahkan, saat ini pihaknya masih terkendala oleh fasilitas penyimpanan untuk meletakkan plasma konvalesen yang sudah jadi. Akan tetapi dengan adanya kerjasanya bersama BUMN, hal tersebut dapat tertutupi. 

"Alat freezer kita yang suhunya -30°C hingga -40°C untuk penyimpanan plasma sudah rusak. Jadi Alhamdulillah adanya kerjasama dengan BUMN kali ini bisa membantu pengadaan alat ini," ujarnya. 

Dr Rama juga membeberkan, pihaknya sudah memilih sebanyak 30 orang dari keluarga besar BUMN, namun yang lolos dan memenuhi persyaratan dalam skrining hanya sebanyak 10 orang. 

Menurunnya jumlah pendonor plasma tersebut dikarenakan titer antibodi yang terkandung di tubuh pendonor sangat sedikit. Sehingga tidak bisa dilanjutkan ke skrining berikutnya .

"Tapi berdasarkan data BUMN yang ada di Kota Banjarmasin sendiri jumlah pegawainya sangat banyak, mereka semua berkomitmen sesuai arahan Pak Menteri BUMN mereka siap berkontribusi dalam mendonorkan plasma darahnya. Karenanya, kita sangat memerlukan alat penyimpanan khusus agar plasma konvalesen bisa bertahan lama," pungkas dr Rama. 

Penulis: Rian | Editor: Yayan
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar

Hallobanua

Follow Instagram Kami Juga Ya