hallobanua.com, Kotabaru - Warga masyarakat di Desa Sungup Kanan Kecamatan Pulau Laut Tengah, Kabupaten Kotabaru, dikagetkan dengan getaran keras, seperti sedang terjadi gempa bumi, Senin (8/2/21) siang kemarin.
Geteran juga dirasakan oleh staf dan karyawan di Kantor Desa Sungup Kanan Kecamatan Pulau Laut Tengah, Kotabaru.
Diduga kuat, getaran tersebut berasal dari kegiatan blasting oleh PT Sebuku Tanjung Coal (STC) dan PT Hillcon.
Akibat getaran itu, papan nama serta foto foto yang terpasang di dinding kantor desa itu berjatuhan, bahkan sebagian dinding dan bangunan kantor desa itu retak.
Hal itu disampaikan langsung oleh Aisyah, selaku Kepala Desa Sungup Kanan, saat berlangsungnya Rapat Dengar Agenda (RDP) bersama Komisi II DPRD Kotabaru, Senin (8/2/21) kemarin.
"Setiap sekitar pukul satu siang,di kantor desa kami terasa ada bencana alam gempa bumi, kejadian ini terjadi semenjak adanya kegiatan blasting yang dilakukan oleh PT STC dan Hilcon, perusahaan yang bergerak dibidang pertambang batu bara di desa kami," tutur Aisyah.
Akibat getaran itu, lanjut Aisyah, rumah warga banyak yang retak, pipa air bersih banyak yang pecah akibat serpihan batu yang diledakkan.
"Sampai warga ribut baru ada penggantian pipa dari perusahaan, itupun cuma pipa yang diganti, rumah dan kerugian lainnya belum ada ganti rugi, perusahaan hanya menaruh janji sama kepada warga," ujar Aisyah.
Tidak jauh beda, Junaidi Kepala Desa Selaru yang merupakan desa tetangga Sungup Kanan juga mengungkapkan hal yang sama.
"Peternak ayam banyak yang dirugikan. Ayam ternak warga banyak yang mati karena setres akibat dari kegiatan blasting tambang batu bara yang berjarak kurang lebih 300 meter dari pemukiman warga," ujarnya.
Selain itu, lanjut Junaidi, air Sungai Hanau yang biasanya dimanfaatkan warga sebagai air kebutuhan primer tidak bisa lagi di gunakan karena air sungai itu keruh pekat.
Tidak cuma getaran yang seperti gempa, suara bising dari bunyi mesin alat berat dimalam hari sangat mengganggu kenyaman warga.
"Tidak cuma pencemaran air sungai, warga yang berkebun di sekitaran aktifitas tambang batu bara, terpaksa harus meninggalkan pekerjaannya saat ada kegiatan blasting, karena itu cukup membahayakan keselamatan warga," jelasnya.
Kepala Teknik Tambang (KTT) PT Sebuku Group Sulhaji yang dihubungi Awak Media melalui sambungan telpon, Selasa (9/2/21), mengatakan, kegiatan yang dilakukan oleh pihaknya masih memenuhi standar.
"Setiap hari kami ukur getarannya. Itu masih di bawah ambang batas yang diperbolehkan, dan suara juga demikian," jelasnya
Ia juga menyatakan, pihaknya sudah mengambil dokumentasi melalui poto-poto terhadap rumah warga yang terkena imbas dari kegiatan blasting.
"Bahkan sudah ada beberapa rumah warga yang dilakukan perbaikan oleh pihak kami, dan untuk persoalan air bersih untuk kebutuhan warga, pihaknya sudah ada program corporate social responsibility (CSR),"ujarnya.
Perusahaan juga membangunkan embung yang menjadi sumber air baku warga di RT 1 dan RT 2, dengan dibantu bantuan air bersih yang didrop di wilayah Sungup Kanan.
"Embung RT 3 dan RT 4 sudah ada, tapi pihak kami belum mengganggu. Dan, kami sudah sediakan pipa untuk diganti," pungkasnya.
Penulis: Heri | Editor: Yayan
0 Komentar