Meski PSU, Pengamat Politik ULM Berpendapat Paslon Ibnu-Arifin Tetap Memiliki Posisi Yang Menguntungkan

Dr Taufik Arbain, M.Si, pengamat politik

hallobanua.com, Banjarmasin - Mahkamah Konstitusi (MK) dalam sidang sengketa hasil perhitungan suara pemilihan wali kota (Pilwali) Kota Banjarmasin 2020, pada Senin (22/3/2021) telah memutuskan Pemungutan Suara Ulang (PSU) di tiga kelurahan Kota Banjarmasin yaitu Kelurahan Mantuil, Murung Raya, dan Basirih Selatan. 

Menanggapi hal tersebut, pengamat politik dan kebijakan publik Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Dr Taufik Arbain, M.Si mengatakan pasangan calon (Paslon) wali kota dan wakil wali kota nomor urut 02 Ibnu Sina dan Arifin Noor dengan keunggulan suara sekitar 14 ribu memiliki posisi yang menguntungkan, karena dalam PSU ini total suara yang berjumlah 31.486 tersebut akan diperebutkan oleh 3 paslon lainnya. 

"Realitanya keempat paslon hanya akan memperebutkan sekitar 16 ribu suara, maka dari itu posisi Ibnu-Arifin yang memiliki 14 ribu suara sangat menguntungkan," ucap Dr Taufik Arbain. 

"Jika kedua paslon di luar penggugat juga ikut berjibaku dalam PSU maka akan menguntungkan petahana, karena 16 ribu suara tersebut akan terdistribusi ke semua calon dan juga tiga kelurahan tersebut juga merupakan basis milik pertahana," tambahnya. 

Meskipun begitu, Ia menjelaskan bahwa paslon nomor urut 04 akan memiliki peluang jika memiliki basis suara yang pasti bisa mendapatkan suara melebihi keunggulan paslon nomor urut 02. 

"Jika paslon nomor urut 01 dan 03 melakukan dukungan suara dengan aliansi yang artinya basis suara mereka diserahkan ke Ananda - Mushaffa Zakir maka akan sangat memungkinkan paslon nomor urut 04 menjadi lawan yang kompatibel, tapi itu juga kembali lagi bagaimana hubungan antara para calon tersebut," terangnya. 

Namun hal tersebut juga bisa menjadi bumerang bagi Ananda, dikatakan olehnya, jika aliansi atau kolaborasi itu malah diperoleh oleh pihak Ibnu-Arifin maka sudah dapat dipastikan tidak ada peluang lagi. 

"Beda cerita jika PSU terjadi di dua kecamatan, namun ini hanya di satu kecamatan dan tiga keluarahan terlebih Ibnu-Arifin sudah memiliki 14 ribu suara, maka saya kira pak Ibnu Sina akan sangat mudah merebut kemenangan dalam PSU ini," tutur Datuk Cendikia Hikmadiraja Kesultanan Banjar tersebut. 

Selain itu, mengungkapkan kompetisi pilkada di Kota Banjarmasin berbeda dari di tempat lain. Menurut dia hal tersebut karena selama perjalan demokrasi pilkada di Banjarmasin tidak terjadi gerakan gerakan pembullyan kepada petahana maupun lawan politik. 

"Menariknya di Kota Banjarmasin ini para kandidat lebih banyak membangun demokrasi dengan mengkomunikasikan kelebihan paslon. Sangat kecil kita lihat perjalanan pilkada di Kota Banjarmasin dalam melakukan proses demokrasi tersebut melakukan black campaign, pembullyan maupun fitnahan," ungkapnya. 

"Masyarakat Kalimantan Selatan harus belajar dari proses demokrasi di Banjarmasin yang mengedepankan adab," lanjutnya. 

Sejalan dengan yang diungkapkan olehnya, dia mengatakan bahwa Ibnu Sina juga diuntungkan karena memiliki tim sukses yang masih memiliki semangat kemenangan dan tidak melakukan black campaign. 

Sebagai pengamat politik dia berharap demokrasi dalam PSU di Kota Banjarmasin nanti juga tetap berjalan dengan mengedepankan adab atau demokrasi yang beradab. 

"Semoga PSU di Kota Banjarmasin jangan sampai didominasi oleh premanisme demokrasi yang berpolitik dengan menyebarkan hoax, tuduhan maupun negatif campaign terhadap paslon manapun," pungkasnya. 

Tim Liputan/ Yayan

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar

Hallobanua

Follow Instagram Kami Juga Ya