hallobanua.com, Jakarta – 15 Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta di Indonesia yang tergabung dalam Akademisi Ilmu Komunikasi Lintas Kampus, menggelar pembekalan bergerak bersama melakukan penyadaran di kalangan mahasiswa, Kamis, (11/3/21).
Pembekalan yang dilakukan secara daring tersebut berkaitan dengan meningkatkan kesadaran kritis para mahasiswa sebagai generasi muda yang merupakan sasaran utama produk tembakau yang akan menjadi perokok potensial berkelanjutan.
Para dosen dari 15 kampus yang dipilih dan diundang oleh IKB LSPR itu kemudian dibentuk menjadi tiga kelompok dengan penyebaran merata ke seluruh wilayah Indonesia.
Dari 15 kampus tersebut yang memulai kegiatan pembekalan kepada mahasiswa salah satunya, termasuk Universitas Islam Kalimantan (Uniska) Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin.
Selain itu. Diikuti dari kampus Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Universitas Al-Azhar Indonesia, Jakarta, dan Universitas Islam Indonesia Yogjakarta.
Menurut Frida Kusumastuti, selaku ketua kelompok 2, tujuan dilaksanakannya pembekalan ini adalah memberikan kesadaran kritis kepada mahasiswa yang sangat rentan menjadi perokok potensial dari sebuah produk tembakau.
“Tujuan dari pembekalan ini adalah meningkatkan kesadaran kritis para mahasiswa bahwa mereka dan generasi muda merupakan sasaran utama produk tembakau yang akan menjadi perokok potensial berkelanjutan.” jelas Frida ketua kelompok 2.
Diharapkan dosen komunikasi dari Universitas Muhammadiyah Malang ini, setelah mendapat pembekalan, para peserta memiliki ide membuat konten-konten digital di berbagai platform yang berisikan fakta tentang produk tembakau dan dampaknya bagi kesehatan, dan sosial ekonomi di Indonesia.
Kegiatan pembekalan yang dipandu oleh host Marhaeni Fajar dari UNISKA Banjarmasin ini diisi dengan Materi tentang fakta industri tembakau oleh Dr. Masduki dari UII dan fakta remaja & media terkait produk tembakau oleh Irwa Zarkasy dari UAI Jakarta.
Out put program berupa konten digital yang dilombakan dan akan dikawal oleh Monika Sri Juliarti dari UNS sebagai ketua juri.
"Kami berharap program ini bisa berkelanjutan atas dukungan Southeast Asia Tobacco Controll Aliance atau SEATCA yang telah dirintis oleh IKB LSPR. Peran akademisi komunikasi bisa ditingkatkan, tidak hanya soal pengendalian melalui iklan dan penyiaran,” harap Frida Kusumastuti mengakhiri pernyataannya.
Sekadar diketahui, bagi Akademisi Ilmu Komunikasi Lintas Kampus concern dalam Pengendalian Tembakau atau Pengendalian Produk Tembakau , mengingat tidak hanya karena dampaknya pada kesehatan, dan lingkungan namun juga dampak sosial ekonomi.
Hal Itupula yang ditangkap oleh Institut Komunikasi Bisnis London School of Business (IKB LSPR) Jakarta, yang kemudian menggagas program Pengabdian Masyarakat tersebut.
Akademisi Ilmu Komunikasi Lintas Kampus, Lestari Nurhajati, selaku koordinator program mengutip dokumen Riskesdas, mengatakan, revalensi perokok Indonesia usia 15 tahun ke atas adalah 33,8% atau sebesar 65,7 juta jiwa.
Menempatkan Indonesia sebagai pasar rokok tertinggi ketiga di dunia setelah China dan India. Konsumsi rokok pada perokok usia 10-18 tahun mengalami peningkatan sebesar 126% sepanjang tahun 2013 ke 2018.
Tim Liputan & berbagai sumber
Yayan



0 Komentar