hallobanua.com, Banjarmasin - Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Pemuda Islam Kalimantan Selatan (Kalsel) , sambangi Sekretariat Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kalsel, di Jalan RE Martadinata, Banjarmasin, Sabtu siang (3/4/21).
Kedatangan organisasi kemasyarakatan itu melaporkan calon gubernur nomor urut 02 Denny Indrayana, atas dugaan melakukan politisasi di rumah ibadah menjelang Pemungutan Suara Ulang (PSU).
Sayangnya, dari pantauan hallobanua.com, di lapangan, Ketua DPD Pemuda Islam Kalsel, Muhammad Hasan bersama belasan anggotanya tampak kecewa, lantaran kedatangan mereka hanya disambut petugas keamanan di kantor Bawaslu Kalsel.
Petugas keamanan di Bawaslu menerangkan kepada H Hasan sapaan akrab mantan Ketua KNPI Kalsel itu, bahwa lima komisoner dan petinggi Bawaslu Kalsel lainnya tidak ada di tempat. Rencana pelaporan pun tertunda.
"Seharusnya ada, ternyata hari ini tidak ada. Kita khawatir laporan kita hari ini bisa tidak luarsa," ungkap Hb Hasan dengan nada kecewa.
Tak mau sia-sia atas kedatangannya itu, Hasan menyampaikan kepada awak media berniat melaporkan calon gubernur nomor urut 2, Denny Indrayana atas dugaan politisasi masjid.
Ia mengungkapkan, laporan tersebut buntut dari kegiatan silaturahim subuh keliling Denny Indrayana yang sempat menimbulkan kegaduhan di Mesjid Nurul Iman, Jalan Prona 1 Keluruhan Pemurus Baru, Banjarmasin Selatan Rabu 31 Meret tadi.
Hasan memperlihatkan foto Denny Indrayana dengan mengangkat tangan simbol nomor urut pemilihan di Masjid Nurul Iman.
Secara tegas, ia menolak politisasi masjid di momen PSU, yang mana tidak ada kegiatan kampanye.
"Kita tegaskan tolak segala politisasi di masjid," tegasnya.
Rencananya, DPD Pemuda Islam Kalsel akan kembali mendatangi Sekretariat Bawaslu Kalsel pada Senin 5 April 2021, untuk kembali melaporkan Denny Indrayana.
Dalam laporan nanti, H Hasan menegaskan telah menyiapkan 3 saksi dan foto-foto terkait kegiatan Denny Indrayana di Masjid Nurul Iman.
Rian Akhmad/ Yayan



0 Komentar