Pedagang Offline Menjamur, Disbudpar Berharap Omset PWO Sama Dengan Tahun Lalu


hallobanua.com, Banjarmasin - Ada yang berbeda pada Ramadan tahun ini. Terlihat beberapa ruas jalan di Kota Banjarmasin banyak menjamur kios atau lapak dagang yang menjual berbagai macam menu makanan berbuka puasa. 

Padahal Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Banjarmasin sebelumnya resmi melaunching program Pasar Wadai Online (PWO) Banjarmasin. 

Ternyata para pedagang yang tergabung di PWO tahun ini mengaku kesulitan memasarkan dagangan yang mereka  jual lantaran banyaknya pedagang yang nekat berjualan secara offline di tengah pandemi Covid-19. 

"Tahun ini berat bagi kita pedagang PWO BJM. Kendalanya sulit mencari pelanggan baru. Karena rata-rata warga banyak memilih membeli langsung secara offline," ungkap salah satu peserta PWO, Emma Thalib saat dihubungi melalui sambungan telepon. 

Menurutnya, kondisi tersebut membuat potensi lapak online miliknya hanya bisa menarik pelanggan baru sekitar 10% saja. Padahal di tahun lalu ia mampu 30% dari pelanggan baru. 

Alhasil, pemilik kedai online dengan nama Dapur MM Hasana Rahma itu harus lebih gigih memutar otak dalam hal promosi lapak dagang miliknya agar tidak kalah bersaing dengan pedagang offline. 

"Selain ikut PWO milik Budpar, kami juga harus mengandalkan promosi dari mulut ke mulut. Tapi untuk sekarang alhamdulillah pelanggan tetap membeli di tempat kita," ujarnya. 

Emma juga mengaku untuk mengantisipasi agar pelanggannya tidak kecewa, ia tetap mengutamakan kualitas rasa yang sudah menjadi ciri khas takjil yang ia jual. 

Sementara itu, Kepala Disbudpar Kota Banjarmasin, Ihsan Al-Hak mengakui bahwa di Ramadhan tahun ini banyak pedagang yang menggelar lapaknya secara offline. Baik di pinggir jalan, maupun di depan rumahnya masing-masing. 

Oleh sebab itu, jumlah peserta atau warung yang ikut dalam program PWO yang dinaungi olehnya pun berkurang dari tahun sebelumnya yang semula sebanyak 150 pedagang, saat ini hanya 145 pedagang. 

Penurunan jumlah pedagang tersebut menurutnya dikarenakan sudah bisanya warga beraktivitas di luar. Sehingga banyak warga yang memilih berjualan secara offline di rombong-rombong depan rumah. 

"Ramadhan tahun kemarin kan bertepatan dengan pemberlakuan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Jadi banyak warga yang mengandalkan belanja online, beda dengan tahun ini," jelasnya. 

Oleh sebab itu, ia pun berharap agar warga tetap bisa meramaikan lapak pedagang Pasar Wadai Online Banjarmasin. Selain untuk membantu UMKM, hal itu juga dilakukan agar bisa mengurangi kerumunan yang terjadi akibat mulai padatnya aktivitas warga di tengah pandemi. 

Dari informasi yang dihimpun hallobamua.com, pada Ramadan tahun 2020 lalu, omset yang didapatkan selama Pasar Wadai Online meraup sekitar Rp 2,7 Miliar. 

Rian Akhmad/ Yayan
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar

Hallobanua

Follow Instagram Kami Juga Ya