Dari pantauan, kerusakan terlihat di struktur lantai ruang utama masjid tersebut. Terdapat retakan yang memanjang di sejumlah titik keramik lantai.
Keretakan lantai terjadi hampir dari satu tiang ke tiang lainnya yang sejajar di barisan shaf tersebut.
Ketua Badan Pengelola Masjid Raya Sabilal Muhtadin, Darul Quthni mengatakan, kondisi rusaknya lantai masjid itu baru diketahui ketika pengurus masjid mencopot karpet yang biasa menjadi alas lantai.
Tepatnya, saat awal-awal pandemi Covid-19 melanda Kota Banjarmasin. Saat itu, setiap masjid atau tempat ibadah yang ada, diimbau untuk tidak menggunakan karpet. Dan jamaahnya diminta untuk membawa sajadah sendiri.
"Saat itu, baru diketahui bahwa ternyata lantai masjid retak-retak,"
Pihaknya pun merasa khawatir akan kerusakan tersebut, mengingat saat ini hanya terfokus kepada penanganan Covid-19.
"Baru sekarang ini, kami fokus memperhatikan kerusakan itu. Kami merasa prihatin dan khawatir kalau-kalau kerusakan dibiarkan berlarut-larut," ucapnya.
Dilanjutkan Quthni, bahwa pihaknya tidak mengetahui secara persis apa yang menjadi pemicu kerusakan. Namun menurut konsultan bangunan yang saat itu memperbaiki kerusakan lantai masjid menyebutkan bahwa analisanya ada pada kontur tanah.
Quthni juga mengaku, saat ini Pemerintah Provinsi Kalsel sudah memantau atau melihat langsung kerusakan yang terjadi di lantai ruang utama masjid yang dikelola pihaknya.
Ia pun berharap, perbaikan masjid terbesar di Kota Banjarmasin tersebut akan segera terealisasi.
"Kami sadar, perbaikan tentu melalui proses panjang. Mulai dari usulan dan lain sebagainya. Tapi kami berharap, perbaikan bisa ditindaklanjuti," tutupnya.
Rian Akhmad/Yayan
0 Komentar