hallobanua.com, Banjarmasin - Situasi politik menjelang PSU Pilgub Kalsel 2020, memanas. Baru-baru tadi beredar selebaran yang berisi adanya korupsi renovasi makam datu kelampayan senilai Rp 80 Miliar.
Tak berapa lama pelakunya bernama Agus, diamankan oleh pihak berwajib. Agus pun terancam pasal pencemaran nama baik.
Namun, oleh Paman Birin, Agus dimaafkan sehingga hanya wajib lapor setiap Senin dam Kamis ke kantor polisi.
Sementara, Muhamad Akram Sadli, salah seorang Tim BirinMu, dalam tulisannya pada laman goodnews.co.id menuding bahwa pelaku penyebaran kertas tersebut diduga kuat adalah Haji Denny Indrayana beserta timnya.
Ilham Nor, Sekretaris Gerindra Provinsi Kalimantan Selatan, menyatakan tim H2D tidak pernah melakukan penyebaran selebaran seperti yang dituduhkan oleh Akram.
“H2D tidak pernah terfikirkan untuk menyebar hal-hal yang berbau fitnah. Kami fokus pada sosialisasi anti politik uang dan alhamdulillah masyarakat menerima itu dengan sangat baik, bahkan sampai membutuhkan Bawaslu Kalsel untuk mencopot spanduk perlawanan terhadap politik uang.” Jelas Ilham.
Ilham menjelaskan, dalam kalkulasi politik, membuat selebaran hoax hanya akan menurunkan elektabilitas pasangan calon.
“Logikanya tidak mungkin orang sengaja melakukan gol bunuh diri. Artinya, kejadian itu memang sengaja diciptakan oleh lawan politik. Sangat mudah menilai bahwa kami yang sedang difitnah. Mudah juga untuk menebak siapa sebetulnya yang sedang memainkan isu fitnah tersebut.” jelas Ilham.
Ilham menambahkan bahwa secara politik, sangat mudah melihat bahwa fitnah ini sedang diskenariokan oleh oknum tertentu.
“Selebaran ini muncul begitu saja, lalu tiba-tiba ditemukan oleh Dian Wulandari, relawan BirinMu. Kemudian dengan cepat tim BirinMu yang lain (Akram Sadli) menuduh Haji Denny dan tim yang menyebarkannya. Padahal kami tidak tahu apa-apa, jadi sudah sangat mudah ditebak siapa sebenarnya yang sedang memfitnah. Pola seperti ini sangat mudah ditebak, dan sangat disayangkan untuk dimainkan menjelang PSU. Karena fitnah lebih besar dosanya daripada membunuh.” sesal Ilham.
Pola semacam ini dikatakan oleh Ilham pernah terjadi sebelumnya, seperti penyebaran SKCK Haji Denny, kemudian penyebaran berita hoax tentang grup WA yang bocor yang rupanya dibuat sendiri oleh oknum lawan politik, dan sebagainya.
Sementara itu, Habib Banua berharap seluruh pihak saling bekerja sama dalam kebaikan untuk menciptakan PSU yang kondusif dan bermartabat.
"Ulun menghimbau kepada masyarakat, tolong menolonglah kita dalam berbuat kebajikan, seperti mengawal jalannya PSU jujur dan adil, demi kebaikan bersama rakyat Banua. Dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa, jangan membantu dalam kecurangan dan politik uang. Justru kecurangan itu harus kita lawan bersama-sama. Semoga PSU ini berjalan dengan jujur, adil, aman, dan damai," pungkas Habib Banua.
Tim Liputan/ May



0 Komentar