hallobanua.com, Banjarmasin – Puluhan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari Banjarmasin, menggelar aksi solidaritas. Dalam aksi damai tersebut, mereka mengecam tindakan represif oleh aparat kepolisian terhadap mahasiswa Kalsel, saat aksi #SaveKPK Jilid II berlangsung beberapa hari tadi.
Mengenakan pakaian serba hitam, dan memegang selebaran foto dan gambar mahasiswa yang jadi korban tindakan represif, aksi solidaritas di Gerbang Kampus UIN Antasari, Sabtu sore (26/06/21) itu, berlangsung tertib.
Dalam aksinya, mereka juga menggelar mimbar bebas di pinggir jalan depan kampus.
Dalam pernyataannya, mahasiswa UIN Antasari Banjarmasin meminta oknum aparat yang terkesan bertindak represif ditindak tegas.
"Lagi-lagi tindakan represif aparat terjadi terhadap mahasiswa. Padahal di tahun-tahun sebelumnya sudah pernah terjadi dan sudah dikecam, tapi kenapa masih saja terulang? Tentu catatan buruk ini sangat disayangkan, dan harus segera diperbaiki di internal kepolisian Kalsel," ujar Wapresma UIN Antasari Banjarmasin, Arbani.
Arbani menegaskan, seyogyanya aparat memberikan pengayoman dan perlindungan hingga memberikan rasa aman terhadap mahasiswa. Bukan malah bertindak represif.
Di sisi lain, dia menyayangkan Ketua DPRD Provinsi Kalsel Supian HK yang tak kunjung menemui massa aksi #SaveKPK Jilid II, hingga menyulut amarah massa dan terjadi bentrok dengan aparat kepolisian.
"Seandainya Ketua DPRD Kalsel mau menemui kami dan beliau kooperatif, tidak bakalan kami berusaha masuk, andai kami tidak dihalang-halangi mungkin saja tidak akan terjadi bentrok,” timpal Arbani.
Diberitakan sebelumnya, aksi mahasiswa bertajuk #saveKPK di Jl. Lambung Mangkurat pada 24 Juni tadi, berakhir ricuh. Beberapa aparat kepolisian dan mahasiswa pun terluka atas bentrok tersebut.
BEM Seka pun berencana akan menggelar aksi susulan dikarenakan Ketua DPRD Kalsel, Supian HK belum menenumi pihaknya.
rian akhmad/ may
0 Komentar