hallobanua.com, Banjarmasin - Dua Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang baru diresmikan Walikota Banjarmasin, Ibnu Sina, masih belum terdaftar di Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Banjarmasin, Machli Riyadi pun menjelaskan, pihaknya akan mendorong dua puskesmas yang baru diresmikan ini sebagai BLUD.
"Sudah ada 14 Puskesmas yang berstatus BLUD. Dan tahun ini juga kita dorong puskesmas Kayutangi dan Kuin Raya untuk menjadi BLUD," ucapnya usai peresmian, Sabtu, (03/07/21).
Machli menerangkan, dengan terdaftar BLUD, Puskesmas diberikan fleksibilitas dan kewenangan untuk pengelolaan secara otonomi. Termasuk pengembangan pelayanan yang selama ini terbatas dalam program-program yang diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 43.
"Dengan menjadi BLUD mereka bisa memberikan pelayanan kesehatan yang lebih lagi. Misalnya pelayanan Home Care, antar obat, pelayanan pasca melahirkan bahkan poliklinik kecantikan pun diperbolehkan. Karena BLUD adalah pengelolaan pelayanan publik ala corporate," katanya.
Machli juga membeberkan, total biaya yang dikeluarkan Pemko untuk renovasi kedua puskesmas tersebut, yakni untuk renovasi puskesmas Kuin Raya menelan biaya sekitar Rp 3,4 Miliar, dari pagu yang disediakan sebesar Rp 4,3 Miliar.
Sedangkan renovasi Puskesmas Kayutangi menghabiskan biaya sekitar Rp 4,7 Miliar, dari pagu yang disediakan sebesar Rp 5,7 Miliar.
"Dari renovasi dua buah puskesmas itu kita bisa menghemat anggaran masing-masing Rp 1 Miliar, dananya bersumber dari APBD 2020 lalu," pungkasnya.
Sementara itu, Walikota Banjarmasin, Ibnu Sina menerangkan, dengan peresmian bangunan puskesmas tersebut dapat meningkatkan mutu kesehatan di Kota Banjarmasin.
"Jadi hal-hal yang sifatnya kebutuhan dasar puskesmas bisa ditangani dengan segera. Tidak perlu menunggu minta anggaran. Saya yakin ini tidak mengurangi PAD Kota Banjarmasin dan justru meningkatkan pelayanan," pungkasnya.
rian akhmad/ may
0 Komentar