hallobanua.com, Banjarmasin - Penyelesaian polemik pengelolaan makam Sultan Suriansyah yang dianggap lamban oleh kubu H Maulana, tak membuat Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Doyo Pudjadi merasa tersinggung.
Malah, dirinya menyambut baik atas tuntutan dari salah kubu pengelola makam Raja Banjar yang melakukan aksi di depan Balai Kota Banjarmasin, Kamis (08/07/21) tadi.
"Itu bagus saja, menandakan adanya proses demokrasi. Asal jangan merusak-rusak saja," ucapnya saat dikonfirmasi secara terpisah, Jumat (09/07/21).
Bahkan saat dirinya diminta untuk mundur sebagai Ketua Tim Penanganan Pengelolaan Makam Sultan Suriansyah. Doyo pun siap menerima tuntutan tersebut untuk mundur.
"Meminta saya untuk dicopot sebagai Ketua Tim Penanganan Pengelolaan Makam silahkan saja. Tidak masalah. Itu tergantung Walikota. Ibaratnya saya sudah memutar otak seribu kilometer per jam, dibilang loyo, bingung saya," ungkapnya.
Menurutnya sejauh ini dirinya bersama pihak terkait sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan permasalahan dengan cepat.
Akan tetapi, melihat dari masing-masing kubu yang bersikeras untuk mengelola secara sendiri yang membuat polemik ini sulit diselesaikan.
"Lambatnya itu bukan karena tidak becus mengurus tapi karena memang masing-masing kubu masih bersikeras ingin mengelola secara tunggal," ujarnya.
Padahal, usai melakukan rapat koordinasi bersama seluruh kubu dan Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin pada 30 Juni 2021 tadi seluruh pihak telah sepakat untuk dibentuk formatur dalam pengelolaannya.
"Seandainya tidak setuju dulu kan enak. Ini mereka tidak ada protes dan tidak ada membahas artinya cukup saja," ujarnya.
Doyo pun merasa bingung, kenapa ada aksi demo dari salah satu kubu setelah hasil rapat koordinasi beberapa waktu telah berakhir dengan kesepakatan bersama untuk membentuk pengelolaan secara formatur.
"Makanya saya bingung loh kenapa jadi di demo padahalkan kemarin sudah sepakat dibentuk formatur," ujarnya.
Sebelumnya juga telah dilakukan rapat lanjutan bersama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Di mana hasil rapat juga terkesan membingungkan dari para kubu pengelola makam Sultan Suriansyah ini.
"Usai rapat pada tanggal 30 lalu, rapat lanjutan lagi tanggal 7 juga. Karena ada pemilihan siapa Ketua, lalu rapat setengah kamar, hngga akhirnya mereka memutuskan untuk diserahkan saja pada Pemko pengelolaannya. Lalu di teken oleh yang hadir dan masing-masing kubu. Mereka deal di serahkan Pemko, tapi kok malah di demo gini. Bingung saya!," tuturnya.
Doyo juga menegaskan, dalam hal ini tidak ada unsur kepentingan khusus dari Pemko Banjarmasin.
Menurutnya pihaknya hanya memfasilitasi saja sejak awal perkara pengelolaan makam Sultan Banjar tersebut.
"Dari Pemko tidak ada kepentingan khusus baik itu siapa pun yang penting ada pengelolanya yang produktif dan profesional itu yang diharapkan Pemko karena kita tidak ada kepentingan untuk menentukan siapa yang berhak," tutupnya.
Sebelumnya, diketahui kubu H Budi, atau H Maulana menggelar demo di siring depan Kantor Balai Kota Banjarmasin, Kamis, (08/07/21) kemarin.
Pihaknya menuntut hasil rapat koordinasi pada tanggal 30 Juli 2021 yang lalu dibatalkan, yang mana rapat tersebut membahas pembentukan tim formatur pengelolaan Makam Sultan Suriansyah.
Dan kedua yakni meminta ketua tim penyelesaian pengelolaan Sultan Suriansyah yakni, Doyo Pudjadi untuk diganti.
rian akhmad/ may



0 Komentar