Kubu Zuriyat Sayangkan Aksi Demo Pengelolaan Makam di Pemko

Kubu zuriat Sultan Suriansyah memberikan keterangan pers kepada awak media, Jumat (8/7/21).

hallobanua.com, Banjarmasin - Buntut dari aksi demo yang dilakukan oleh kubu H Maulana pada Kamis (08/07/21) kemarin,  membuat polemik pengelolaan Makam Sultan Suriansyah terus meruncing. 

Aksi demo kemaren disayangkan salah satu kubu, yakni kubu yang mengatasnamakan zuriyat pegustian Sultan Suriansyah. 

Menurut, Gusti Nur Aina yang merupakan salah satu perwakilan zuriyat dari kubu keturunan Sultan Suriansyah yang ke-15 mengaku, sebelumnya sudah mengelar rapat koordinasi bersama Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin dengan seluruh kubu. 

Dalam rapat koordinasi tersebut,  berakhir dengan disepakati bersama  untuk menyerahkan pengelolaan makam Sultan Suriansyah, kepada Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin. 

"Terakhir pada 7 Juli itu kita sudah rapat bersama,  hingga akhirnya kita sepakati menyerahkan pengelolaan makam ke Pemko Banjarmasin," ucap Gusti Nur Aina pada awak media saat konferensi press di Balai Kota Banjarmasin, Jumat pagi. (09/07/21). 

Gusti Aina menilai aksi demo yang dilakukan kubu H Imau adalah bentuk ketidakpuasan atas hasil kesepakatan bersama tersebut, menurutnya, kubu H Imau bersikeras ingin mengelola sendiri makam Raja Banjar tersebut 

"Terlihat mereka masih bersikeras ingin mengelola sendiri meski kemarin sudah deal dan di tandatangani," ujarnya. 

Pihaknya juga kecewa atas tuntutan dari H Imau yang mempertanyakan silsilah keturunan zuriat Sultan Suriansyah kepada mereka. 

Pasanya sempat kubu H Imau meminta untuk test DNA agar membuktikan zuriyat tersebut. 

"Tidak perlu pembuktian dengan test DNA dan lainnya. Toh sejarah juga telah dijelaskan. Mereka kurang membaca makanya kami minta mereka baca sejarah dulu," kata Aina. 

Sementara itu, unsur zuriyat lainnya, Gusti Syarif menambahkan bahwa sebelumnya sempat diputuskan kepengurusan makam Sultan Suriansyah untuk dibentuk dalam sistem formatur dan sempat disepakati. 

Namun hasil tersebut kembali dipermasalahkan hingga kesepakatan tersebut dibatalkan dan  rapat kembali digelar pada 7 Juli 2021 bersama Dinas kebudayaan dan Dinas Pariwisata Kota Banjarmasin. 

"Dibentuk formatur itu dibubarkan, karena dari kubu itu tidak terima Gusti Nur Aina sebagai ketua kepengurusan. Sedangkan beliau hanya Wakil sehingga kita rapat lagi dan putuskan diserahkan saja kepengurusan makam kepada Pemko," paparanya. 

Maka dari itu pihaknya sangat kecewa dengan tindakan yang dilakukan H Maulana yang dinilainya kembali memperumit polemik makam Sultan Suriansyah ini. 

Padahal menurutnya dengan keputusan terakhir tersebut, polemik ini bisa berakhir dengan baik dan dikelola bersama-sama. 

"Kalau diperumit seperti ini, gimana makam Sultan Suriansyah bisa dilakukan pembangunan untuk lebih baik," katanya. 

Ia pun berharap polemik ini segera berakhir dengan menyerahkan pengelolaan makam kepada pemko Banjarmasin, agar pengelolaan makam Sultan Suriansyah lebih baik lagi. 

"Dengan diserahkan pengelolaan ke Pemko maka permasalahan ini berakhir. Tidak ada lagi kubu-kubu tapi bersama-sama kita kelola," tutupnya. 

rian akhmad/ may

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar

Hallobanua

Follow Instagram Kami Juga Ya