hallobanua.com, Banjarmasin - Sudah berulang kali kasus Bekantan ditemukan masuk permukiman warga. Teranyar, satwa itu muncul di Desa Sungai Bakung, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, Rabu (4/8/21) tadi
Monyet dengan nama ilmiah Nasalis larvatus ini sempat ditemukan warga di dalam sebuah tempat ibadah sebelum akhirnya dievakuasi Tim Animal Rescue.
Dikonfirmasi terkait fenomena ini Ketua Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia (SBI), Amalia Rizky, mengakui kejadian ini sudah terjadi berulang kali karena rusaknya lingkungan.
Hal itu lah, memaksa bekantan dan kelompoknya melakukan migrasi atau bisa jadi bekas peliharaan masyarakat yang lepas.
"Berkurangnya daya dukung pakan di habitat. Bisa karena disebabkan alih fungsi lahan dan kebakaran hutan," katanya.
Amalia mengungkapkan populasi bekantan di Kalsel terus berkurang dari tahun ke tahun, dari data Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Selatan,
Jumlah populasi Bekantan di kawasan konservasi maupun di luar konservasi jumlah satwa ini berkurang drastis hingga 2.200 ekor saja sedangakan pada tahun 2013 di angka 5000 ekor.
"Fakta ini tentu membuat kita miris. Karena status konservasi Bekantan yang terancam dan mengalami penurunan populasi," ujarnya.
Amalia dalam hal ini mendorong semua stakeholder mempercepat langkah-langkah konservasi dan mendesak agar perburuan liar Bekantan atau menjadikan satwa tersebut sebagai hewan peliharaan dihentikan.
"Nah, kami di Sahabat Bekantan Indonesia tengah mengembangkan kawasan di luar wilayah konservasi yaitu di Pulau Curiak. Kami harap ini bisa menjadi role model di daerah lain, untuk meningkatkan kualitas bekantan dan populasinya," ujarnya.
Sementara Amalia juga memberikan sedikit tips bagi masyarakat jika menemukan kembali bekantan ditemui masuk kepemukiman penduduk.
Pertama masyarakat agar jangan panik karena bekantan adalah hewan pemalu dan jangan berusaha untuk menghandle sendiri karena harus menggunakan safety diri.
"Kalau menemukan kasus seperti ini lagi langsung hubungi call center rescue untuk penanganan segera," pungkasnya.
Dky/ may




0 Komentar