Eksistensi Uang Lama Di Banjarmasin Surut, Kolektor Harapkan Pameran


hallobanua.com, Banjarmasin - Sejak pagi, pukul 07.00 Wita, Murzani sudah menyiapkan lapaknya di kawasan Pasar Pagi, Jl. Pasar Baru, Kelurahan Kertak Baru Ilir, Banjarmasin Tengah. 

Bukan makanan, ataupun pakaian yang ia jual, melainkan uang-uang lama yang ia koleksi, seperti uang kuno Republik Indonesia (RI). 

Ia telah mengumpukan uang RI dari tahun 1930 an, yakni keluaran bank Jawa, hingga tahun setelah merdeka, yakni keluaran Bank Indonesia. 

"Kita mengumpulkan uang jenis koin dan kertas mulai dari sebelum penjajahan sampai sudah merdeka. Antara tahun 1930 an sampai sekitar tahun 90 an," ungkapnya saat dibincangi hallobanua.com, Minggu, (05/09/21). 

Pria 49 tahun tersebut diketahui sudah menjadi kolektor uang lama dan langka sejak 10 tahun lalu. 

"Sejak 10 tahun lebih sudah jadi kolektor uang ini," tuturnya. 

Ia menuturkan, tak sedikit orang yang datang ke lapak uang langkanya. 

Setidaknya ada dari kota-kota tetangga hingga provinsi tetangga yang ikut mencari stok uang-uang lama koleksinya. 

"Yah lumayan lah, biasanya yang nyari orang Banjarmasin, Banjarbaru, Martapura. Bahkan sampai orang Kalteng pernah kesini," tuturnya. 

Tantangannya sebagai kolektor ujar Murzani, yakni susahnya saat ini mencari uang-uang lama atau jaman dulu. Mengingat peminat hal serupa sangatlah kurang, khususnya di Banjarmasin. 


"Namun kalau untuk perawatannya sebenarnya mudah. Cuma diplastiki aja supaya orang bisa lihat juga," imbuhnya. 

Pria yang juga bekerja sebagai Linmas di Banjarmasin Barat itu mengaku pernah menjual uang lama berjenis Gulden, yang laku hampir Rp 3 Juta. 

"Kita juga punya uang dari Belanda, Jepang. Uang gulden dari 5 gulden sampai 50 gulden. Pernah jual uang yang tahun 30 tadi sampai 3 jutaan," pungkas Murzani. 

Sementara itu Ivan, salah satu pembeli uang lama mengaku, ada kesenangan tersendiri untuk mengoleksi uang-uang langka tersebut. 

"Karena pas meliat uang sebelum merdeka, oohh ternyata seperti ini uangnya. Makanya ada kesenangan gitu," ungkapnya sambil memilah-milah uang. 

Ia mengaku membeli uang-uang tersebut, untuk dikumpulkan dan disimpan. 

"Disimpan dulu, kalau lengkap baru dipajang untuk kenang-kenangan. Biar anak cucu juga liat," ungkapnya. 

Lelaki 50 tahun itupun berharap, adanya festival atau pameran yang menyelenggarakan atau mengumpulkan para kolektor uang langka. Mengingat saat ini ujarnya sangat minim orang yang tertarik akan hal tersebut. 

"Mungkin uang langka ini bagus kalau ada pamerannya. Soalnya banyak anak cucu yang gak tau ini uang apa, ini uang dari mana. Apalagi kalau paman yang jualan ini udah gak ada, mungkin ga ada lagi yang tau yang lama,"harapnya. 

rian akhmad/ may
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar

Hallobanua

Follow Instagram Kami Juga Ya