hallobanua.com, Banjarmasin - Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Selatan, Ir.Ramlan mengungkapkan fakta bahwa ternyata makanan ini yang menyebabkan stunting atau tumbuh pendek pada anak di Kalimantan Selatan.
Hasilnya, tiga kabupaten ini yakni Kabupaten Balangan, Tabalong dan Hulu Sungai Selatan tertinggi angka stunting di Kalsel.
"Tertinggi pertama kabupaten Balangan dengan angka 55 Persen, Kabupaten Tabalong 44 persen dan Hulu Sungai Selatan 42 persen angka stunting, "kata Ramlan, dalam rakor Kependudukan Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Masyarakat (DPPKBPM) Kota Banjarmasin, di Banjarmasin, Kamis (21/10/21).
Penyebabnya, pola makan sesuka hati anak, asal mau makan dan anak lahap menjadi alasan orang tua memberikan makanan tersebut dalam memenuhi pertumbuhannya.
"Anak - anak disini suka makan nasi dengan lauk Mandai ( kulit cempedak diasinkan), alasan orang tuanya anaknya lebih lahap, "tuturnya.
Contoh lain, makanan yang sering diberikan orang tua kepada anaknya adalah mie instant, ayam Kentucky atau ayam tepung serta ikan asin.
"Kalau makanan seperti itu mana ada nutrisinya, kan anak- anak perlu gizi cukup untuk pertumbuhan maksimalnya, "jelasnya.
Semestinya, tutur Ramlan, idealnya, anak setiap hari harus memenuhi empat sehat lima sempurna. Penuhi gizi makan anak dengan tinggi kalori, protein seperti telur, susu serta mineral yang terdapat dalam ikan.
"Usahakan makan telur minimal 1 biji sehari atau perbanyak makan ikan, "tuturnya.
Sementara penyebab stunting ini dapat dicegah melalui perencanaan kehamilan pra perkawinan para remaja putri yakni menghindari penyakit anemia jika hamil, pengawasan insentif pada 1000 hari pertama kehidupan, pengawasan asupan gizi pada bayi dibawah dua tahun dan pengaturan jarak kelahiran.
Sementara, untuk Kota Banjarmasin dianggap rawan stunting karena persentase stuntingnya sedikit dibawah standar nasional yakni 26 persen.
"Artinya dari 10 anak, masih ditemukan 3 anak dengan pertumbuhan stunting, "jelasnya.
Dya/ may



0 Komentar