hallobanua.com, Banjarmasin - Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin melalui, Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Banjarmasin, bakal merevitalisasi Pasar Batuah yang berada di Jl. Manggis, Kelurahan Kuripan, Kecamatan Banjarmasin Timur, pada tahun 2022 mendatang.
Sementara, di kawasan tersebut masih cukup banyak dihuni masyarakat setempat yang bermukim hingga puluhan tahun.
Kepala Disperdagin Kota Banjarmasin, Ichrom M Tezar, pun sebelumnya mengklaim bahwa para pedagang sudah mengetahui rencana itu.
Akan tetapi, diakuinya masih ada sedikit perlawanan dari masyarakat yang bermukim di sana.
Lantas, apa solusi yang ditawarkan disperdagin? Tezar menyatakan, bagi para pedagang, akan mendapatkan gantinya berupa kios dan sebagainya. Disesuaikan dengan jenis dagangannya.
"Tapi bagi warga yang bertempat tinggal di situ, kami sementara ini tidak memberikan ganti rugi. Karena mereka bermukim di atas tanah milik Pemko Banjarmasin," pungkasnya.
Terpisah, pada Sabtu, (31/12/21) siang, tim hallobanua.com pun turut mewawancarai Asfar, salah satu warga sekaligus pedagang yang ada di Pasar Batuah.
Asfar mengaku setuju bila disperdagin ingin merevitalisasi pasar. Namun, ia menekankan, agar dinas terkait juga memperhatikan nasib warga yang tinggal di kawasan lahan pasar.
"Kalau ingin merevitalisasi juga, kami ingin warga yang ada di sini, baik pedagang maupun penghuni itu diberikan solusi yang terbaik. Agar dari pihak pemerintah yang membongkar nyaman, warga yang ada di sini juga nyaman. Bukan sepihak saja yang nyaman. Kami tidak ingin masyarakat yang tinggal di sini merasa dirugikan," ungkapnya, Sabtu, (31/12/21).
Pria 55 tahun itu pun menerangkan, di lahan berdirinya pasar itu, 80 persen di antaranya ditempati warga sebagai hunian. Sedangkan 20 persen sisanya, diisi dagangan.
"Untuk hunian, di sini ada 2 RT. Yakni RT 11 dan RT 12. Satu RT, dihuni kurang lebih 100 kepala keluarga," bebernya.
"Kami sudah merasa mendarah daging tinggal di sini. Sudah berpuluh-puluh tahun Kalau direvitalisasi, kemana kami pindah," lanjutnya lagi.
Asfar, juga Ketua RW itu merasa sadar, lahan yang mereka tempati itu milik pemerintah.
Namun ujarnya setidaknya, harus ada solusi yang diberikan kepada masyarakat.
Serupa dengannya, Musliannor juga menuturkan, kabar revitalisasi pasar sudah didengarnya sejak dulu.
Bahkan ia mendengar, bahwa tak ada ganti rugi untuk rumah warga yang menempati lahan pasar itu.
"Kami tak tahu benar kabar itu. Tapi isu di luaran seperti itu. Di sini cukup sering dilakukan pengukuran, tapi kalau sosialiasi saya rasa tak ada. Sebagai warga yang puluhan tahun tinggal di sini, kami berharap ada solusi terbaik," tutupnya.
Penulis : rian akhmad/ may
0 Komentar