hallobanua.com, Banjarmasin - Refleksi akhir tahun, Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) menggelar Ngopi Coi (Ngobrol Pintar Cara Orang Indonesia) di salah satu hotel di Banjarmasin, Rabu (29/12/21) siang.
Dalam pembahasannya, FKPT Kalsel juga menyoroti potensi tindakan terorisme.
Menurut Ketua FKPT Kalsel Aliansyah, saat ini Indonesia masih rawan disusupi oleh tindakan terorisme.
"Hal tersebut tidak dapat dipungkiri, para pelaku terorisme selalu memanfaatkan setiap kali ada kesempatan dan waktu luang," ujar Aliansyah, Rabu, (29/12/21).
Oleh karena itu, untuk mengantisipasi adanya terorisme di Indonesia khususnya daerah Kalsel, pihaknya akan mengaktifkan kembali dan lebih mengetatkan lagi sistem keamanan hingga ke tingkat RT setempat.
"Kedepannya akan kita aktifkan lagi, sistem siskamling dan ijin lapor 1X24 jam kepada RT setempat setiap tamu atau penghuni baru," katanya.
Selain itu, Ketua FKPT Kalsel juga mengungkapkan, jika yang paling rentan terjerat tindak pidana terorisme adalah orang-orang yang masih tergolong berusia muda.
Ia pun ingin, para keluarga di rumah dan masyarakat dapat membangun kepedulian terhadap lingkungan sekitar.
"Anak-anak muda berusia sekitar 20 tahunan sangat rentan terpapar hal tersebut, terutama dalam penggunaan media sosial," bebernya.
Karenanya, Ia pun berharap seluruh lapisan masyarakat dapat saling bersinergi dan bersatu dalam mengatasi adanya terorisme di ngara Indonesia khususnya provinsi Kalsel.
"Jadi kita harus bersinergi dan bersatu, baik TNI-Polri, BNPT, FKPT, tokoh masyarakat, dan semua elemen masyarakat untuk mengatasi para pelaku terorisme tersebut," ujarnya.
Tidak hanya itu, ia juga turut mengimbau kepada seluruh orang tua, agar dapat memperhatikan anak-anaknya lebih baik lagi.
Apalagi, saat masa pandemi ini, menurutnya anak-anak lebih terbiasa menyendiri dan mengurung diri di kamar dalam waktu lama sambil berselancar media sosial. Sehingga lebih rentan terpapar dengan pemikiran para pelaku teroris tersebut.
"Karena para mentor-mentor teroris tersebut, hanya dalam hitungan jam saja sudah bisa mencuci otak seseorang," tuturnya.
Sehingga kedepannya, di era literasi digital ini, FKPT juga akan memprioritaskan pengawasan dalam penggunakan media sosial saat ini.
"Karena dari kebanyakannya terduga pelaku terorisme yang tertangkap adalah anak muda yang giat dalam menggunakan media sosial. Memang sebagian anak muda yang sempat terlibat dalam dunia terorisme, karena ada sebagian yang mencari sensasi, kemudian pemahaman agama yang masih dangkal, dan juga dengan alasan mencari keadilan," pungkasnya.
Penulis : rian akhmad/ may
0 Komentar