hallobanua.com, Banjarmasin - Keluhan dan protes yang dilayangkan paguyuban orang tua siswa serta warga sekitar SDN Teluk Dalam 7 Banjarmasin, terkait pembangunan fasilitas penunjang di SD tersebut ditanggapi langsung Kepala SDN Teluk Dalam 7.
Menurut Yuni Chandra, Kepala SDN Teluk Dalam 7 Banjarmasin, tidak kunjung selesainya pembangunan fasilitas penunjang itu dikarenakan tidak adanya dana dari sekolah.
"Lapangan yang perlu dibenahi itu ukurannya 600 meter persegi. Biaya yang diperlukan itu tidak sedikit," ungkapnya saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (21/12/21).
Adapun dana bantuan yang ada, ujar Yuni, pihaknya sementara ini hanya bisa membangun siring.
Pembangunan siring itu sendiri sudah dibicarakan ke konsultan bangunan.
"Kami bikin siring, agar menjadi pembatas sehingga material pembangunan yang ada sekarang tidak hanyut ketika terbawa genangan air," terangnya.
Yuni menjelaskan, dana bantuan yang diperoleh pihaknya, merupakan bantuan dari sejumlah perusahaan yang diserahi proposal bantuan.
Terkait proposal itu pun, menurutnya sudah sepengetahuan Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Banjarmasin.
"Karena beberapa waktu lalu, Wali Kota Banjarmasin pernah ke sini. Beliau mengapresiasi program pemilahan sampah yang kami lakukan. Dalam kesempatan itu, kami meminta bantuan dana untuk pembangunan. Diusulkan melalui proposal ke instansi terkait," jelasnya.
"Namun dana bantuan yang masuk di sekolah, tak sampai Rp50 juta. Untuk pembangunan siring saja, sudah menghabiskan biaya Rp15 juta," papar Kepsek tersebut.
Selain itu, adanya protes dari orang tua siswa dan warga yang menyatakan bahwa belum selesai pembangunan fasilitas yang satu, pihak sekolah justru melakukan pembangun fasilitas yang lain.
Menurut Yuni karena dana yang digunakan untuk pembangunan fasilitas lain, itu tidak melulu dana dari hasil proposal. Namun juga ada dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
"Karena dana BOS tak bisa dikeluarkan sembarangan, maka dana BOS dipakai untuk keperluan lain. Seperti misalnya, pembuatan lahan parkir. Itu pun karena ada dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS). Bukan saya lompat-lompat pengerjaan," ucap Yuni.
"Untuk persoalan penbangunan fasilitas penunjang berupa lapangan itu, saya tidak bisa menjawab kapan bisa diselesaikan. Karena memang, kami tidak memiliki dana untuk itu," tekannya lagi.
Ditanya apakah sudah ada upaya pihak sekolah memberikan penjelasan secara resmi kepada orang tua siswa dan warga terkait hal itu? Yuni pun mengakui tidak ada.
"Tapi, sudah pernah saya sampaikan secara personal. Misalnya, kepada orang tua murid, yang biasa duduk-duduk di sekolah ini menunggu anaknya. Dan saya berharap, hal itu juga bisa disampaikan juga ke orang tua murid yang lain," pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Komite Sekolah Penggerak SDN Teluk Dalam 7 Banjarmasin, Yuyun Yuniati menilai, warga yang memprotes, hanya melihat tampilan sekolah dari luarnya saja.
Jadi seakan-akan, pihak sekolah membiarkan kondisi fasilitas penunjang sekolah ini. Padahal, menurutnya memang karena ketiadaan dana.
"Warga mungkin menanyakan, kan ada dana BOS?. Seperti diketahui, Dana BOS tidak boleh digunakan untuk sarana prasarana sekolah. Baik sifatnya yang ringan maupun yang berat. Makanya, pihak sekolah melayangkan proposal. Tapi dana yang didapatkan pun tidak mencukupi," ujarnya.
Menurut Yuyun, selama ini pihaknya memang belum pernah melakukan pertemuan resmi dengan warga. Alasannya, karena memang warga tak pernah mengeluh.
"Sehingga kami pun jadi tidak mengetahui apa masalahnya. Kami merasa protes yang terjadi lantaran adanya mis komunikasi saja. Sebenarnya, pada intinya, warga menginginkan agar halaman bisa dimanfaatkan bersama.Tapi, bagiamana pun juga setelah kejadian ini semoga ada hikmahnnya. Sehingga halaman sekolah bisa diperbaiki," tutup Yuyun.
Diberitakan sebelumnya, belasan orang tua siswa serta warga sekitar menuntut agar kepala SDN Teluk Dalam 7 diganti.
Adapun alasan warga ialah, karena sejak 2019 lalu, perbaikan tak kunjung rampung. Kalau pun dikerjakan, mereka minilai bahwa pengerjaannya tampak asal-asalan.
Selain itu, warga juga menilai, semenjak dipimpin kepala sekolah yang baru, fasilitas penunjang SD tersebut terkesan tak lagi diperhatikan. Masukan warga setempat, juga orang tua murid, bahkan terkesan tak diindahkan.
Penulis : rian akhmad/ may




0 Komentar