Tantangan Komunikasi Di Era Hybrid. Apakah Anda Sudah Siap?

Sumber ilustrasi : thinq.com

Hai teman-teman, nama saya Jihan Mauliza. Saat ini saya adalah seorang mahasiswi dari program studi sastra inggris yang masih menempuh Pendidikan di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Pada kesempatan ini saya ingin sedikit membahas dan berbagi informasi seputar tantangan komunikasi di era hybrid, nah... pembahsan ini saya ambil dari acara Youth Communication Day 2021 yang diselenggarakan pada tanggal 13 Desember 2021. Pada salah satu narasumber  yaitu bapak  Anton Yudhana, S.T., MT.., Ph.D.  

Pada pandemi akibat virus Covid-19 telah mengubah banyak hal dalam kehidupan, termasuk cara bekerja. Jika dulu karyawan bekerja dari pagi hingga sore di kantor, sekarang beberapa perusaahan dan tempat-tempat yang menyediakan lahan pekerjaan mengharuskan para karyawannya untuk bekerja dari rumah yang mana untuk mematuhi protocol kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah untuk memutus rantai penyebaran covid-19.

v  DEFINISI KOMINUKASI HYBRID ATAU HYBRID COMMUNICATION

Sumber ilustrasi : vhlblog.vistahigherlearning.com

Sebelum kita membahas lebih jauh lagi hal-hal yang berkaitan tantangan komunikas di era Hybrid ini,  saya ingin menjelaskan definisi dari komunikasi Hybrid. Hybrid communication adalah menghubungkan dua jenis pekerja yang berbeda. Maksudnya di era pandemic covid-19  ini atau bahkan setelah pandemic covid-19, cara komunikasi baru ini dapat memungkinkan karyawan untuk memilih tempat untuk mereka bekerja. Beberapa hari dalam satu minggu mereka bisa bekerja dikantor seperti biasanya kemudian beberapa hari lagi bekerja di rumah masing-masing. Karyawan boleh bekerja di kantor tapi mereka lebih fleksibel dan tidak terpaku dengan aturan bekerja dari jam 9 pagi hingga 5 sore. karyawan juga dipersilakan untuk bekerja dari rumah atau tempat lain yang mereka kehendaki. Namun Memilih model hybrid yang cocok tergantung pada ukuran perusahaan, setup, dan kebutuhan spesifik. Karena tidak semua bisnis memiliki komponen yang sama  dan pilihan model kerja hybrid juga tidak sama.

Direktur Ketenagakerjaan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Mahatmi Parwitasari mengemukakan tantangan ke depan tak hanya terbatas pada penciptaan lapangan kerja saja. Namun, terdapat sejumlah tren yang berkembang dan memengaruhi kebutuhan tenaga kerja. Tren-tren yang timbul akibat pandemic antara lain

  1. Remote Working
    Sumber ilustrasi : hologramindonesia.com

    Remote working adalah sebuah jenis bekerja yang dapat dilakukan tanpa harus pergi ke kantor, dengan mengandalkan jaringan komunikasi baik itu panggilan suara, panggilan suara video, mengandalkan jaringan internet atau Cloud systems. Secara garis besar remote working memungkinkan seseorang bekerja dari jarak jauh, dan dapat dilakukan di lokasi yang berbagai macam seperti cafe, rumah, co-working space, taman atau tempat-tempat lainnya yang nyaman untuk dijadikan tempat bekerja. 

  2. Digitalization

    Sumber ilustrasi : freelancinggig.com


    Digitisasi adalah proses konversi dari analog ke digital. Digitisasi merupakan sebuah terminologi untuk menjelaskan proses alih media dari bentuk tercetak, audio, maupun video menjadi bentuk digital. Digitisasi dilakukan untuk membuat arsip dokumen bentuk digital, untuk fungsi fotokopi, dan untuk membuat koleksi perpustakaan digital.

  3. Automation

    Sumber ilustrasi : ukirama.com

    Pengertian automation (automasi) adalah Dalam mendeskripsikan sebuah sistem di mana mesin dipakai untuk mengontrol proses dan melakukan urutan tugas yang sebelum­nya memerlukan perhatian, aktivitas, dan intervensi manusia. Akibat pandemic covid-19 yang membuat orang mengharuskan memiliki jarak satu sama lain meningkatkan dalam proses penggunaan robotic dan kecerdasan buatan (artificial Intelligent/AI). 

    Namun, dari semua tren-tren yang terjadi dimasa pandemic ini ada yang menjadi pertanyaan disemua orang yaitu dapatkah semua orang beradaptasi pada tren-tren yang muncul akibat pandemic ini yang mengaharuskan setiap orang bersinggungan dengan internet dan teknologi pada kegiatan harian mereka yang awalnya dilakukan secara normal sebelum pandemic dan kemudian menjadi serba online akibat pandemic yang mana kita ketahui teknologi  disetiap detiknya terus berkembang memunculkan inovasi-inovasi baru. Dan apakah kita sudah siap untuk membiasakan diri dengan keadaan yang sekarang yang segala sesuatunya harus dikerjakan online dan vitual?


SIAPKAH KITA DENGAN KEADAAN KOMUNIKASI HYBRID INI SAAT PANDEMIC ATAU SETELAH PANDEMIC?

Sumber ilustrasi: blogspot.com

Siap atau tidaknya kita harus menerimanya, karena semua orang mulai terbiasa dengan keadaan sekarang yang semuanya dilakukan secara online. kini sebagian besar karyawan di seluruh dunia mendambakan sistem kerja fleksibel ini. keinginan untuk dapat bekerja secara fleksibel hingga pandemi usai, bahkan dalam waktu yang panjang di masa depan diungkapkan oleh banyak karyawan melalui berbagai data survei nasional dan internasional. Pada umumnya, karyawan yang menikmati sistem kerja fleksibel ini dikarenakan adanya pengalaman yang positif yang didapat selama melakukannya, seperti: produktivitas kerjanya tetap dapat diukur dengan akurat, lebih lega dan tenang karena terhindar dari risiko tertular virus corona, lebih fleksibel bekerja dari manapun, hemat tenaga, biaya dan waktu yang biasanya digunakan untuk menempuh perjalanan ke tempat kerja, serta mengalami perkembangan kinerja dan produktivitas.

Namun, tak semua karyawan atau perusahaan benar-benar mampu untuk mengimplementasikan sistem kerja fleksibel ini secara penuh. Masih ada sebagian karyawan yang merasakan ketidaknyamanan ketika harus ‘ngantor’ di rumah, seperti: takut tidak memiliki akses terhadap peluang karir, tidak ada interaksi sosial, jam kerja tidak teratur, ruang kerja tidak kondusif, mengalami penurunan kinerja dan produktivitas. Sedangkan dari sisi perusahaan, terutama yang belum begitu familiar dengan teknologi digital maka cenderung merasa kurang nyaman karena khawatir akan berbagai hal, misalnya dalam hal pemantauan kerja karyawan, keamanan data kerja yang diakses oleh karyawan di luar kantor dan sebagainya. Bagi karyawan maupun perusahaan yang akrab dengan teknologi digital pastinya tidak akan menemukan kesulitan yang berarti untuk segera bertransformasi menuju Hybridcommunication. Namun bagi sebagian yang belum benar-benar siap maka tidaklah mudah untuk mengakrabkan diri dengan budaya kerja fleksibel ini. 

Era Hybris komunikasi setalah pandemic atau saat pandemic ini membuat kita semua banyak mengandalkan teknologi dan internet untuk segala kegiatan kita seperti bekerja, belajar, berbelanja dan berkomunikasi dengan teman dan keluarga yang dilakukan dari jauh. Walau tidak semua kegiatan kita namun, akibat pandemic ini mengakibatkan sebagian besar aktivitas semua orang menggunakan internet.

v  PEMAHAMAN UNTUK MENGUBAH TANTANGAN MENJADI PELUANG

  1. Merencanakan ulang, Mengarahkan ulang dan menjadwalkan ulang

    Renungkan dan ulangi hal-hal penting dari penelitian Anda. Kemudian rangkum hal-hal terpenting dan hubungi orang lain untuk meminta saran dan pendapat.

  2. Temukan apa yang sesuai untuk kamu

    Tetapkan rutinitas yang menyeimbangkan pekerjaan dan kesehatan mental. Bekerja sama dan ciptakan ruang kerja virtual yang nyaman. Hindari hal-hal yang dapat membuat anda stress atau yang membebankan pikiran anda. Temukan kegiatan yang yang anda sukai dan jadikan itu sebagai sesuatu yang menguntungkan.

  3. Kembangkan portofolio penelitian Anda.

    Perluas keahlian anda dan tetapkan dasar pengetahuan baru. Cobalah untuk mencari tahu hal-hal lain yang dapat meningkatkan pengetahuan untuk penelitian Anda.

  4. Jangan menyendiri, berkolaborasi dengan yang lainnya.

    Menjangkau, berbagi data, dan membangun jaringan baru. pertimbangkan kolaborasi interdisipliner. Walau sekarang semua interaksi dibatasi bukan berarti kamu tidak melakukan interaksi untuk menambah informasi.

  5. Kolaborasi Jarak jauh

    Mengunakan alat online untuk berbagi, berkomunikasi dan bertemu dengan orang lain. Menggabungan pengendalian versi dan pengembangan praktik. Perguanakan sebaik mungkin alat-alat online untuk menunjang keahlianmu atau bisa memanfaatkanya untuk hal yang lebih.

  6. Memanfaatkan platform virtual

    Konferensi dan platform virtual memberikan peluang untuk terhubung dengan audiens yang lebih luas.

  7. Keterlibatan Komunitas

    Buat profil online untuk meningkatkan visibilitas dan menjangkau komunitas yang lebih luas.

  8. Ciptakan komunitas yang lebih ramah

    Ambil langkah ekstra untuk mengatasi hambatan potensial - terutama saat online

Penulis: Jihan Mauliza
Editor: May

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar

Hallobanua

Follow Instagram Kami Juga Ya