hallobanua.com, Banjarmasin - Keberadaan kapal sapu-sapu, pembersih sampah di jalur air, operasionalnya sangat berperan dalam mengurangi tumpukan sampah di sungai.
Kepala Bidang Sungai Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Banjarmasin, Hizbul Wathoni mengatakan, pada awal tahun banyak kiriman sampah, seiring dengan curah hujan yang cukup tinggi.
Menurutnya, hal tersebut merupakan tugas utama operasional kapal yang sering membawa sampah jenis eceng gondok dan kayu-kayu berasal dari hulu itu.
"Biasanya kalau di daerah hulu hujan, maka sampah yang masuk ke wilayah kita juga banyak," ucapnya Kamis (17/02/22).
Dijelaskannya, pihaknya bersama dengan Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III telah membagi kewenangan terkait operasional kapal sapu-sapu itu.
Untuk semester pertama ini, kontrak kapal sapu-sapu dilakukan oleh BWS Kalimantan III. Sedangkan untuk selanjutnya, kontrak kapal sapu-sapu dilakukan oleh Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin.
"Tapi karena di sekitar bulan Juni-September itu tidak terlalu banyak sampah, maka kontrak kapal sapu-sapu kita lakukan di tiga bulan terakhir (Oktober-Desember). Lumayan menghemat anggaran. Jadi sekitar Rp190 juta saja," bebernya.
Wilayah yang paling banyak dipenuhi sampah dan ilung kata Thony yakni masih berada di bawah Jembatan Pasar Lama dan Jembatan Antasari.
Hhal itu dikarenakan banyak terdapat tiang konstruksi jembatan di bawahnya, hingga mudah membuat sampah-sampah tersangkut.
"Kalau sampahnya kurang, biasanya kapal sapu-sapu ini beroperasionalnya di kawasan Banua Anyar. Mengangkut sampah-sampah yang ada di perangkap ilung ke daratan," imbuhnya.
Dengan adanya kapal sapu-sapu itu pun klaim Thony, cukup efektif untuk mengangkut sampah-sampah yang larut di bantaran sungai Martapura.
Mengingat perangkap ilung yang dipasang di perairan Banua Anyar, tak sepenuhnya mampu menghalau sampah yang datang dari wilayah hulu.
"Sekali operasional kapal sapu-sapu bisa mengangkut hingga 5 ton sampah. Dalam sehari itu bisa 2-3 kali beroperasi. Perangkap ilung yang ada cuma sepertiga dari lebar sungai. Jadi masih ada kemungkinan sampah itu lolos. Apalagi yang besar-besar jadi satu dengan batang pohon atau ranting," pungkasnya.
Penulis : rian akhmad/ may
Kota bjm



0 Komentar