hallobanua.com, BANJARMASIN - Hyping Up Series kembali digelar Ruang Bayang Studio (RBS) Banjarmasin.
Namun berbeda dari event sebelumnya, kali ini ada 2 pembahasan yang cukup menarik dibahas dalam Hyping Up Series 3 ini dengan mengundang narasumber yang handal dalam bidangnya.
materi yang dibahas yakni mengenai tips-tips dalam memenangkan kompetisi fotografer, dipaparkan oleh Donny Sophandi yang namanya sudah tidak asing didengar dalam dunia fotografer di banua.
Sedangkan untuk pembahasan mengenai Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) dipaparkan langsung oleh Muhammad Erpani.
"Kalau event dulunya kita berikan materi dan praktek. Untuk kali ini cukup pemberian materi dari dua narasumber," ucap Founder RBS Khairul Anwar, usai event Hyping Up Series 3 yang dilaksanakan di Kebun Sehat Baznas Kalimantan Selatan (Kalsel), Kamis (21/04/22) kemarin.
Khairul mengatakan pembahasan kali ini sangat menarik untuk dibahas, karena selain memotret. Ada hal-hal lainnya juga yang perlu dipelajari dalam dunia fotografer.
"Jadi kami ingin mengangkat sisi ekosistem dunia fotografer dan pentingnya bagaimana di bidang HAKI itu tidak sembarangan dalam bertanggung jawab di dunia fotografer," terangnya.
Dalam event tersebut, ada sekitar 15 peserta dari berbagai kalangan yang mengikuti.
Sementara itu, narasumber dalam event Hyping Up Series 3, Donny Sophandi menuturkan bahwa ada poin-poin penting perlu diperhatikan untuk bisa memenangkan sebuah perlombaan fotografer.
"Diutamakan itu bisa membaca momen yang paling bagus untuk dipilih dalam sebuah tema. Komposisi dan angle itu menyusul," ujarnya.
Misalnya dalam pergelaran Festival Pasar Terapung dengan berbagai rangkaian kegiatan yang dilaksanakan seperti parade jukung, festival budaya, tarian tradisional hingga permainan anak-anak. Itu ada beberapa momen yang bisa diambil untuk dipotret.
Namun lanjutnya, kembali lagi pada tema yang perlombakan. Jika tema perlombaan fotografer mengenai Festival Pasar Terapung, maka momen yang pas diambil ialah acil-acil yang membawa jukung di pasar terapung itu.
"Kalau kita lihat foto yang paling tepat untuk diperlombankan ya acil-acil tadi. Sedangkan yang lain hanya pelengkap saja. Itu yang dimaksud dengan momen yang sesuai dengan tema perlombaan," paparnya.
Disisi lain, Ia turut berpesan kepada seluruh penggiat fotografer terutama di banua, untuk lebih memperhatikan kaidah-kaidah fotografi sebelum hasil potret disebarluaskan di media sosial.
"Sekarang ini kita lihat orang asal upload. Kalau etika fotografi tidak bagus melanggar aturan dan sebagainya itu bisa berbahaya baginya. Maka itu perlu diperhatikan," pungkasnya.
Penulis : rian akhmad/ may
Kota bjm



0 Komentar