hallobanua.com, BANJARMASIN - Kabar penyerangan ke pekarangan rumah di Simpang Anem, Kecamatan Banjarmasin Barat yang dilakukan oleh 20 orang dengan senjata tajam tanpa motif, ramai beredar di media sosial. Informasi tersebut dibagikan oleh akun instagram @dka_augst.
Dalam story tersebut menceritakan bahwa 20 orang tersebut menerobos masuk ke pekarangan rumah dan menyerang pemiliknya dengan menggunakan sajam tanpa motif.
"Jadi begini ceritanya kami lagi santai di teras rumah. Sekitar jam 3 pagi menunggu waktu sahur tiba tiba segerombolan pemuda melintasi rumah saudara saya tanpa motif tiba tiba menyerang kami dengan menerobos pekarangan rumah dengan rata rata menggunakan senjata celurit parang dan tombak," tulis akun @dka_augst.
"Diperkirakan jumlah orangnya ada sekitar 20 orang dan akibat dari serangan tsb salah satu teman kami kena luka bacok di bagian tangan, kepala dan wajah. Untung nya ada anggota polisi yg menolong kami saat kejadian tersebut, jika tidak ditolong polisi mungkin kami sudah dimakamkan sekarang, alhamdulillah 2 orang yg diduga pelaku sudah diamankan dan semoga sisanya bisa ditanghap agar tidak ada korban yg selanjutnya , dan buat teman teman yg sering keluar malam harap lebih hati hati," lanjutnya.
Sekilas kejadian tersebut mengingatkan pada salah satu fenomena kejahatan yang sedang viral di Yogyakarta yaitu Klitih atau keliling golek getih (keliling cari darah) yang tanpa motif menyerang serta merampas barang korban.
Namun saat di konfirmasi, Kanit Reskrim Polsek Banjarmasin Barat Ipda Hendra Agustian Ginting menjelaskan bahwa hal tersebut tidak benar.
"Bukan klitih atau tanpa motif, Awal kejadian pada tanggal 17 April 2022 di Gang Pusara. Ada bergerakan/membangunkan sahur, karena ada yang merasa terganggu dengan caranya kemudian ditegurlah," terang Kanit Reskrim di Banjarmasin, Rabu (20/4/22).
"Tersinggung karena ditegur akhirnya terjadi penyerangan, selesainya bukan malah melapor ke polisi yang bersangkutan dihari yang sama malah membawa teman teman dan terjadilah penyerangan di Simpang Anem," tambahnya.
Kanit Reskrim mengungkapkan bahwa para pelaku dalam peristiwa ini semua masih di bawah umur.
"Karena masih anak di bawah umur semua, jadi sementara kami berlakukan wajib lapor," ungkap Ipda Hendra Agustian Ginting.
Menanggapi kejadian tersebut, ia mengimbau kepada masyarakat agar dalam membangunkan sahur juga tetap memperhatikan hak kepentingan pribadi orang lain seperti orang yang sedang sakit, punya bayi dan sebagainya agar tidak memancing emosi masa.
"Kami imbau kepada masyarakat Membangunkan sahur itu adalah perbuatan baik, tapi juga perlu dilakukan dengan cara yang santun dan baik untuk menambah kualitas kebaikan itu sendiri," imbaunya.
Ia juga mengimbau untuk orang tua untuk lebih menjaga anaknya dengan lebih banyak melakukan kegiatan positif di bulan ramadhan ini.
"Masih banyak kegiatan positif di bulan ramadhan yang bisa dilakukan oleh anak anak, seperti mengaji di mesjid, itikaf dan lain lain," tutur Kanit.
Ia juga mengingatkan agar tetap jaga situasi tetap kondusif terutama di bulan ramadhan yang suci ini.
"Apabila ada hal-hal yang dapat menimbulkan gangguan Kamtibmas maka segera berkoordinasi dengan pihak Kepolisian," pungkasnya.
Kris/may
0 Komentar